KLUNGKUNG, POS BALI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali semakin gencar mencegah stunting. Kali ini BKKBN menggelar sosialisasi program pencegahan stunting melalui diskusi kelompok/komunitas di Klungkung, Rabu (27/4). Sosialisasi di Bumi Serombotan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga dan remaja tentang pencegahan stunting dari hulu.
Selain itu, juga bertujuan membangun komitmen bersama dalam implementasi pencegahan stunting dari hulu kepada keluarga dan remaja dalam upaya percepatan penurunan stunting di berbagai tingkatan wilayah, dan meningkatkan komitmen mitra kerja dan lintas sektor terkait dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Sosialisasi ini ini diikuti oleh 50 peserta, yang terdiri dari Penyuluh Agama Hindu, Camat, Ketua TP PKK Kecamatan, Kepala UPTD Puskesmas, Ketua PHDI, Bendesa Madya, Manggala Pakis, Ketua Pasikian Yowana, Forum Perbekel, dan Koordinator Yowana Gema Santhi Kabupaten Klungkung.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, dr Ni Luh Gede Sukardiasih menyampaikan, stunting disebabkan oleh multifaktor yang harus diatasi secara bersama-sama dan menyeluruh, sehingga terwujud generasi emas yang berkualitas. “Semua kabupaten/kota kita datangi secara bergilir untuk melakukan sosialisasi mencegah stunting ini,” katanya.
Dia mengungkap, stunting disebabkan banyak faktor. Diantaranya kemiskinan, pendidikan yang rendah, hingga pola asuh yang salah. “Ini harus dianalisis sehingga kita bisa melakukan tindakan untuk mencegahnya,” ujar dr Ni Luh Gede Sukardiasih seraya menyampaikan terima kasih kepada Bupati Klungkung.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan bahwa dalam mengambil tindakan hal yang terpenting adalah data langsung dari bawah. “Data dari Puskesmas itu kita blowup kira-kira apa yang menyebabkan stunting, sehingga kita bisa langsung mengambil langkah perencanaan dan penganggaran,” ujarnya.
Untuk mencegah stunting sejak dini, pihaknya akan melakukan upaya preventif dengan melibatkan semua dinas. “Tim Stunting sudah kita bentuk, dan kita tinggal melaksanakannya,” katanya.
Menurutnya, di Klungkung terdapat 19,4 berdasarkan data SSGI tahun 2021. “Stunting disebabkan faktor nikah muda, faktor ekonomi termasuk KK miskin, dan tidak ada komunikasi sehingga menyulitkan pelayanan,” tandasnya. alt