Siapkan Generasi Bali Berkualitas

oleh -2599 Dilihat
Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali di Renon, Denpasar, Kamis (28/4).

DENPASAR, POS BALI – Kendati prevalensi stunting pada tahun 2021 di Bali 10,9 persen terendah dari rata-rata nasional sebesar 24,4 persen, namun angka ini harus diturunkan untuk menyiapkan generasi muda Bali yang berkualitas.

Hal tersebut disampaikan Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra seusai Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali di Renon, Denpasar, Kamis (28/4).

“Stunting bukan hanya pertumbuhan fisik saja. Akan tetapi jauh dari itu. Yakni berkaitan dengan kualitas seseorang. Generasi muda kita ke depan. Kalau tinggi stunting, maka akan mengganggu kecerdasan dan mental generasi kita,” ungkapnya

Dewa Indra menjelaskan, Bali sesungguhnya terendah dibandingkan rata-rata nasional. Namun persoalan angka tersebut tidak bisa dianggap remeh. Karena angka 10,9 persen masih tergolong tinggi.

“Sesungguhnya sudah rendah dibandingkan target nasional di tahun 2024 menjadi 14 persen. Namun ini bukan persoalan angka, tapi menjamin kualitas generasi pemuda Bali ke depan,” jelasnya.

Terkait target untuk di Bali yakni 6,15 persen di tahun 2024, Dewa Indra juga menilai masih tinggi. “Bagi saya ini masih tinggi,” ujarnya.

Untuk itu, penurunan dan pencegahan stunting ini dimulai dari hulu, yakni sejak pra nikah. Maka dari itu perlu dilakukan edukasi kepada remaja menyiapkan kehidupan baru yang sehat.

“Stunting itu bukan hanya sejak bayi lahir. Tapi jauh sebelumnya, yakni sejak pra nikah,” tandasnya.

Sementara itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali, dr Ni Luh Gede Sukardiasih menyampaikan, stunting dipicu multifactor. Bukan sekadar dari faktor kemiskinan.

“Untuk di kabupaten/kota di Bali ada empat yang masih tinggi. Di atas rata-rata Bali. Seperti Karangasem, Klungkung, Jembrana, dan Bangli,” sebutnya.

Dikatakan, stunting di daerah tersebut karena faktor perekonomian, pengetahuan yang minim tentang makanan bergizi, hingga sanitasi. “Pencegahan ini dilakukan dengan cara bahu-membahu melakukan edukasi, dan juga memberikan pemahaman kepada remaja,” tandasnya.

Seperti diketahui, BKKBN Bali telah gencar melakukan sosialisasi tentang stunting dengan turun langsung ke daerah-daerah yang angkanya masih tinggi. Karena, target prevalensi penurunan angka stunting di tahun 2024, yakni sebesar 6,15 persen. alt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *