GIANYAR, POS BALI – Kisah perkawinan Raja Bali Jaya Pangus dengan putri dari Negeri Tiongkok Kang Cing Wie dipentaskan dengan apik di Bali Theater, Bali Safari Park, Gianyar, Minggu (1/5).
Legenda bertajuk Bali Agung ini syarat dengan makna. Khususnya kearifan lokal Bali, dan juga perpaduan budaya antara Bali dengan Negeri Tiari Bambu. Penonton pun berdecak kagum menyaksikan pertunjukkan itu.
Dikisahkan, konflik dimulai ketika bertahun-tahun keduanya tidak dikaruniai anak sehingga raja memutuskan untuk meninggalkan istri yang pada akhirnya terdampar di pulau ajaib dengan berbagai satwa mengelilinginya.
Di pulau inilah sang raja bertemu Dewi Danu, seorang dewi yang mendiami Danau Batur. Dewi Danu menggoda Jaya Pangus dan sang raja tergoda.
Beberapa tahun kemudian, Kang Ching Wie melakukan perjalanan untuk mencari suaminya. Ketika bertemu, ia pun merasa sedih karena suaminya telah menikah dengan Dewi Danu dan dikaruniai seorang keturunan.
Kan Ching Wie dalam kekecewaannya mengerahkan para pengawalnya untuk melawan Jaya Pangus. Pada akhirnya kekecewaan Dewi Danu menyebabkan berubahnya Jaya Pangus dan Kang Cing Wie.
Dalam pertunjukan Bali Agung yang berlangsung kurang lebih 1 jam itu, melibatkan 50 penari. Selain itu, satwa pun dilibatkan dalam pertunjukan ini seperti gajah, ayam, bebek, sapi, kambing, merpati, burung macaw, ular, elang, dan hornbills.
“Legenda ini terjadi di abad ke 12. Di mana raja pada saat itu ingin akulturasi budaya. Seperti contohnya uang kepeng yang berlanjut hingga sekarang,” tutur Made Sidia artistic director.
Sementara itu, General Manager, Marcel Driesen menyampaikan, pariwisata Bali mulai lebih baik. “Saya harap juga wisatawan domestik mengunjungi Bali Taman Safari. Kami akan sangat senang,” ujarnya.
Menyambut pariwisata era baru ini, pihaknya juga memberikan diskon 10 persen. Baik itu wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Saya prediksi pada Juli dan Agustus turis asing akan meningkat. Karena Eropa akan berlibur pada bulan itu,” tandasnya. alt