BKKBN Bali ‘Turun Gunung’, Cegah Stunting di ‘Bumi Lahar’

oleh -211 Dilihat
BKKBN Bali 'Turun Gunung', Cegah Stunting di ‘Bumi Lahar’

KARANGASEM, POS BALI – Berdasarkan Hasil status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tertinggi berada di Kabupaten Karangasem. Yakni sebesar 22,9%, sedangkan terendah terjadi di Kabupaten Gianyar sebesar 5,1%.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Bali dr. Ni Luh Gede Sukardiasih saat ‘turun gunung’ melakukan monitoring dan evaluasi Satuan Tugas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Bali di ‘Bumi Lahar’ Karangasem, Rabu (11/5).

“Sunting dan kekurangan gizi lainnya, yang terjadi pada 1000 HPK disamping beresiko menghambat pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan kognitif yang akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan,” ujarnya.

Dikatakan, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) kerentanan.

Lanjutnya, hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukan penurunan prevalensi stunting nasional sebesar 6,4% dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018), sedangkan di Provinsi Bali prevalensi stunting tahun 2018 sebesar 21,7%.

“Menurut hasil SSGI 2021 prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4% sedangkan di Provinsi Bali sebesar 10,9% yang sudah di bawah rata-rata nasional. Target penurunan stunting di Provinsi Bali tahun 2024 diharapkan menjadi 6,15%,” ujarnya.

Pihaknya berharap, kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan ini, untuk mendapatkan gambaran kendala atau hambatan serta mencari langkah tindak lanjut perbaikan program kegiatan.

“Ini untuk mempercepat penurunan stunting di kabupaten/kota, dan kami sangat berharap agar dapat dikembangkan strategi dan inovasi sesuai dengan kearifan lokal,” tandasnya.

Sementara itu, Bupati Karangasem, I Gede Dana menyampaikan bahwa mencegah stunting ini dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara merata di desa-desa. Karena biasanya, masyarakat miskin cenderung melahirkan anak stunting sehingga perlu meningkatkan taraf perekonomiannya melalui pemerataan pendidikan.

Pihaknya juga melakukan edukasi pola hidup yang  sehat melalui makan bergizi sampai merawat ibu hamil hingga melahirkan . “Ini dirawat betul oleh petugas kami di Puskesmas agar mengawasi dan memberikan perhatian yang baik,” ujarnya.

Gede Dana berharap, Satgas Stunting ini bisa membantu mengevaluasi dan mengetahui keadaan masyarakatnya. “Tertutama Puskesmas kami agar bisa dibantu,” harapnya. alt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *