DENPASAR, POS BALI – Suasana kearifan lokal Bali terasa kental di KRI Surabaya -591, Kamis (12/5) pagi sekitar 08.30 WITA. Suara gambelan sayup-sayup terdengar di Geladak Heli KRI ini ketika berlayar dengan kecepatan 10 knot di Perairan Benoa, Bali.
Pragmentari Tunjung Tutur pun dipentaskan di KRI ini. Rupanya, pagi ini adalah acara penganugerahan Ksatria Padma Nusantara kepada Laksamana TNI, Yudo Margono dari Puri Ageng Blahbatuh Ubud, Gianyar.
Sebelumnya, Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Ngurah Kakarsana menyampaikan Gelar Ksatria Padma Nusantara itu diberikan setelah melalui pembicaraan rapat Keluarga Kerajaan dan Pendeta Puri Agung Blahbatuh.
Hasilnya sepakat memutuskan memberikan gelar Ksatria Padma Nusantara kepada Kasal Laksamana TNI Yudo Margono. “Gelar Ksatria Padma Nusantara ini dianugerahkan melalui penyematan Pin Emas Kehormatan di ulu hati sebagai simbol seorang pemimpin harus memimpin dari lubuk hati,” ujarnya
Pin Kehormatan Ksatria Padma Nusantara itu diwujudkan dari bunga Padma yang merupakan simbol keutuhan pemimpin. Bunga Padma dianggap bunga tersuci yang hidup di tiga alam, akarnya tumbuh dari dasar bumi pertiwi, bahkan dari lumpur terserat filsafat bahwa seorang pemimpin wajib membumi.
Batangnya berada di air menandakan seorang pemimpin wajib menyejukkan, mendamaikan dan menentramkan karena air merupakan simbol kehidupan. “Bunga padma yang suci selalu ada diatas air tanpa noda, tidak pernah tenggelam oleh air,” paparnya.
Dengan pemberian gelar kehormatan tersebut, keluarga besar Puri Ageng Blahbatuh dan seluruh masyarakat Bali berharap dan mendoakan agar Kasal dapat menjalankan tugas dengan baik dengan berpegangan pada lima pilar.
Yakni membangun kembali budaya maritim Indonesia, mengajar dan mengelola sumber daya laut, pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, diplomasi maritim dan membangun kekuatan pertahanan maritim. alt