DENPASAR, POS BALI – Suasana berbeda tampak di halaman Perkumpulan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar, Jumat (13/5) pagi. Para siswa terlihat mengenakan baju adat Bali.
Rupanya, itu merupakan Upacara Bendera memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang semestinya jatuh pada 2 Mei.
Namun dikarenakan bersamaan dengan cuti bersama Idul Fitri 1443 Hijriyah, maka upacara itu diundur menjadi 13 Mei 2022.
Perdiknas Denpasar menggelar upacara bendera yang diikuti keluarga besar SMP Nasional, SMK Teknologi Nasional di lapangan upacara sekoah setempat dengan menggunakan busana adat Bali.
Pembina upacara Sri Maitri, SE., MM., menyebut, tema Hardiknas tahun 2022 yakni “Pimpin Pemulihan Bergerak untuk Merdeka Belajar” sangat relevan dengan situasi dunia pendidikan pascapandemi.
“Pandemi Covid-19 berdampak besar dalam kegiatan belajar mengajar. Hampir dua tahun peserta didik semua jenjang mengikuti pelajaran secara daring sehingga saat ini menjadi momentum tepat melakukan pemulihan pascadiizinkan pembelajaran tatap muka,” jelas Sri Maitri.

Sri Maitri yang juga Sekretaris Perdiknas ini menambahkan, merdeka belajar yang menjadi program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah dijalankan di unit-unit lembaga pendidikan di bawah payung Perdiknas diantara Undiknas, SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional.
Dalam proses belajar, seluruh peserta didik didorong untuk menguasai teknologi agar bisa memenuhi kebutuhan zaman. Dengan penguasaan teknologi di zaman modern, akan mampu menghasilkan sumder daya manusia yang baik dan output yang berkulitas.
Kepala SMK Teknologi Nasional Ni Wayan ‘Agek’ Parwati Asih menambahkan, penguasaan teknologi menjadi keniscayaan di era revolusi industri 4.0 meski pun tidak ada pandemi.
Pandemi Covid-19, menurut dia, seolah meninggalkan satu pesan bahwa teknologi informasi mesti dikuasai oleh pelajar dan pendidik. “Syukurnya kami di SMK Teknas sudah akrab dengan teknologi jauh sebelum pandemi sebab teknologi memang menjadi nilai plus kami,” terang Agek.
Pengenalan teknologi informasi bahkan telah diperkenalkan bagi unit pendidikan terbawah yakni SMP Nasional. Buktinya, anak-anak SMP Nasional pernah menjuarai lomba teknologi informasi yang digelar ITB Stikom Bali serta sederet prestasi lain tentunya.
“Di SMP Nasional kami berikan fasilitas satu anak satu komputer sehingga mereka dengan leluasa belajar teknologi,” pungkas Supadmi. alt