KLUNGKUNG, POS BALI – Begitu obyek turis di Bali dibuka, setelah lebih dari dua tahun ditutup akibat covid-19, pulau Nusa Penida Kabupaten Klungkung lagi dibanjiri turis.
Selain turis domestik asal Bali daratan yang melakukan tirtayatra, turis luar Bali, juga banyak termasuk turis asing berdatangan ke pulau tersebut.
Namun disayangkan ibukota Nusa Penida, di mana kantor Camat bercokol kelihatan sangat jorok. Sampah berserakan di mana-mana.
Bahkan di hari-hari tertentu jalan macet total. Lebih-lebih saat liburan Idul Fitri beberapa hari lalu, Nusa Penida dengan obyek turis yang hanya tebing dan laut itu macet total.
Seorang pelaku pariwisata yang memiliki penginapan tidak jauh dari Kantor Camat Nyoman O mengaku turis kini semakin banyak.
Saat liburan panjang hotelnya penuh sehingga dapat dijual sampai Rp400.000 lebih perkamar, padahal hanya hotel kecil tanpa bintang. Hari – hari biasa dijual dengan harga Rp250.000 setiap kamar.
Ia mengaku selama covid, hotel macet total. Kini kalangan industri pariwisata sudah mulai dapat hidup karena turis berdatangan.
Ia mengharapkan ibukota Nusa Penida perlu dibenahi lebih baik lagi. Lebih bersih dan lalu lintas ditata supaya lancar.
Apalagi ada Pelabuhan Sampalan yang gedungnya sangat megah berdekatan dengan Kantor Camat. Ketika ditanya siapa camatnya, pemilik hotel tidak tahu, siapa namanya, dari mana asalnya.
“Saya urus hotel. Tidak kenal dengan Pak Camat siapa nama beliau,” katanya polos.
Perbekel Desa Batununggul I Ketut Sulatra, juga mengakui daerahnya belum dapat ditata dengan baik. Ia berusaha bekerjasama dengan Bendesa adat Dalem Setra Batununggul, karena desa adat mendapat kepercayaan dari pengelola pelabuhan yang baru itu.
Perbekel mengakui, kalau ada persoalan, pihak tertentu sering mengeluh dan bertanya kepada Perbekel, tetapi kalau ada sesuatu yang perlu dibahas ia mengakui tidak tahu menahu.
Namun Sulatra sudah bekerja keras menyelesaikan masalah sampah di sumbernya sesuai harapan Gubernur Bali.
“Namun ada beberapa hal yang perlu dibantu dalam persoalan sampah, sebab di ibukota Nusa Penida sampah cukup banyak,” kata Perbekel setempat.
Pemilik Hotel Nyoman O, yang bekerja di bidang pariwisata mengharapkan tata kelola pariwisata Nusa Penida perlu dibenahi sejak awal, sehingga perkembangannya dapat teratur di masa mendatang.
Pengelolaan tata ruang, masalah air, persoalan jalan serta komponen komunikasi perlu mendapat perhatian di Nusa Penida untuk masa mendatang. Air untuk keperluan sehari-hari masih terasa asin.
Ia mengakui objek wisata di pulau itu hanya pantai, tebing dan panorama di bawah laut. Tidak lebih dari itu. Bagi pengunjung beragama Hindu, masih ada tempat suci seperti Pura.
Usai melakukan persembahyangan mereka sering menginap di sejumlah penginapan atau “makemit” di Pura Dalem Peed. Hal ini pasti membantu ekonomi rakyat masyarakat setempat.
Kalau saja Pulau Nusa Penida dapat dibenahi lebih bersih, nyaman dan rapi maka pulau tersebut akan menjadi obyek yang makin terkenal di dunia. Apalagi keamanan secara umum, konon masih terjaga dengan baik.
Banyak sepeda motor ditinggal sembarangan di jalanan, aman-aman saja. Belakangan pasar, warung dan toko modern juga mulai kelihatan hidup. red