DENPASAR, POS BALI – Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Indonesia yang telah memasuki usia 64 tahun, merupakan usia yang matang untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara. ISKA Indonesia dengan nilai kristianitasnya, intelektualitasnya, profesionalitasnya, serta integritasnya, sudah sangat berjasa bagi bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) ISKA Indonesia yang digelar di Hotel Inna Bali Denpasar, Kamis (26/5).
“Kontribusi ISKA sudah lebih dari cukup. Sebab ISKA sudah tampil sebagai kekuatan intelektual Indonesia, mewarnai masa depan Indonesia namun tetap berlandaskan pada nilai-nilai gerejawi dan berpijak pada asas kebangsaan Indonesia,” ujarnya.
Dikatakan, peran ISKA sangat dibutuhkan untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih manusiawi. Ia juga meminta agar ISKA ikut membangun SDM Indonesia seperti yang sudah diteladani para pendahulu. Sebab nilai kemanusiaan harus berada di atas segalanya. Nilai kemanusiaan adalah puncak dari pandangan apa pun di dunia ini. Di Indonesia misalnya, selalu diwarnai oleh keberagaman paham dan agama. Mozaik perbedaan ini harus tunduk pada nilai kemanusiaan.
ISKA diakuinya sudah menunjukkan peran yang besar dalam menjunjung kemanusian tersebut. Ia mencontohkan saat Indonesia dilanda Covid19. ISKA sangat berperan dalam memerangi Covid19, mulai dari memberikan bantuan sosial di berbagai penjuru yang tidak dijangkau pemerintah hingga ikut menyukseskan program vaksinasi. “Banyak komunitas gereja yang terlibat secara aktif dalam program vaksinasi. Pemerintah sangat apresiasi. Semoga semua keputusan di Munas ISKA kali ini bisa membantu pemerintah untuk membangun bangsa dan negara,” ujarnya.
Sementara Uskup Denpasar Mgr. DR. Silvester San, Pr mengapresiasi tema Munas yang diusung ISKA Indonesia kali ini yakni “Menjunjung Martabat Kemanusiaan dan Kesetaraan”. Melalui tema ini, ISKA diharapkan mampu memberi semangat dan inspirasi bangsa dan negara agar kemanusian di Indonesia semakin dijunjung tinggi.
Sebab merendahkan martabat manusia itu sama dengan merendahkan Allah sebagai pencipta. Situasi Indonesia yang beragam sangat berpotensi terhadap terjadinya peristiwa yang merendahkan martabat manusia. “ISKA harus tampil menjadi pejuang dan memberikan kesaksian dengan pelayanan yang penuh cinta kasih kepada semua anak bangsa agar martabat manusia selalu dijunjung tinggi,” ujarnya.
Munas ISKA kali ini diikuti oleh para pengurus mulai dari pusat, provinsi, dan kabupaten di seluruh Indonesia. Jumlah peserta dibatasi karena sebagian peserta hanya mengikuti secara online. Selain Menko PMK, turut hadir dalam pembukaan tersebut antara lain Uskup Denpasar Mgr. DR Silvester San, Pr, Gubernur Bali yang diwakili oleh Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, para ketua dan pengurus Organisasi Masyarakat (Ormas), Kepemudaan, dan organisasi profesi lintas agama di Indonesia.
Pembukaan Munas ISKA diawali dengan perayaan Ekaristi yang kebetulan bertepatan dengan hari raya Kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Setelah perayaan Ekaristi acara dilanjutkan dengan seremonial pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh Menko PMK Muhadjir Effendy. Setelah upacara pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemberian hadiah dan kenangan kepada kaum disabilitas Bali. Acara dilanjutkan dengan rapat-rapat komisi dan laporan pertanggungjawaban pengurus sebelumnya. alt