Pemotongan Bersyarat, Distan Bali Serius Tangani PMK

oleh -152 Dilihat
Kadistan Wayan Sunada saat memberikan keterangan kepada awak media. foto/dok

DENPASAR, POS BALI – Berbagai upaya terus dilakukan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali, I Wayan Sunada untuk menyikapi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi.

Pihaknya menegaskan telah menanggani dengan serius dengan turun langsung. Salah satunya melakukan pemotongan bersyarat terhadap sapi yang diketahui terpapar PMK.

“Per hari ini, sapi kita kumulatif terpapar PMK 128 ekor,” ujarnya di Denpasar, Selasa (5/7).

Sunada menuturkan, PMK yang terdektisi kali pertama di Gianyar. Pihaknya langsung mengantisipasi dengan melakukan pemotongan bersyarat terhadap ternak ini.

“Untuk di Gianyar, kami sudah tuntaskan dengan pemotongan bersyarat sebanyak 38 ekor,” ujarnya.

Daging PMK Masih Bisa Dikomsumsi

Dijelaskan, hingga saat ini tidak ada lagi kasus PMK. “Ini tidak stamping out yang artinya dimusnahkan. Akan tetapi pemotongan bersyarat. Dagingnya bisa kita manfaatkan,” jelasnya.

Kendati demikian, bagian leher hingga kepala, kemudian jeroan, kulit, dan kaki tidak dimanfaatkan. Akan tetapi dimusnahkan dengan cara dibakar.

“Langkah ini sangat efektif, dan di Gianyar tidak ada lagi ditemukan PMK. Ini sangat ampuh sekali,” tuturnya.

Terkait di Lokapaksa Buleleng yang terdekteksi sebanyak 24 ekor, kata dia sudah dilakukan pemotongan bersyarat.

“Untuk di Karangasem, hari ini kami bergerak. Ini juga sudah kami laporkan saat rapat dengan pusat melalui zoom. Hari hingga besok sudah tidak ada lagi PMK di Bali,” ungkapnya.

Vaksin Tersedia 110 Ribu Dosis

Tak terhenti sampai pemotongan bersyarat, pihaknya juga akan melakukan langkah vaksinasi. “Per hari ini, di Bali sudah ada 110 ribu dosis vaksin,” jelasnya.

Berikutnya, lanjut dia, juga akan dilakukan sterilisasi dengan menyemprotkan disinfektan secara ketat. Baik itu ke kandang, khususnya bekas tempat sapi terjangkit PMK.

“Per hari ini kami juga melakukan lokcdown pasar. Tidak ada pergerakan hewan ternak lagi. Apalagi antar pulau, sudah tidak ada lagi. Kita tuntaskan terlebih dahulu ternak-ternak kita yang terjangkit PMK,” tegasnya.

Daging PMK Tidak Anjlok

Sunada menegaskan, daging sapi PMK tidak anjlok. Masih berkutat dikisaran harga Rp80 ribu lebih per kilo. “Tukang jagal kita siapkan jika peternak kesulitan melakukan pemotongan,” jelasnya.

Pihaknya menegaskan bahwa PMK ini wabah, sehingga harus segera diantisipasi. “Jika virus ini mewabah, maka akan berdampak kepada sektor pariwisata,” ungkapnya.

Karena, lanjut dia, virus ini menempel ketubuh manusia. “Ini yang harus kita hindari, virus ini menempel ke wisatawan kemudian dibawa ke luar negeri, itu yang harus kita hindari,” bebernya.

PMK Terindikasi Dibawa Kendaraan dari Luar Bali

Sunada membeberkan kasus ini pertama kali ditemukan di Gianyar. Dari hasil penelusuran yang dilakukan, tidak ditemukan sapi yang masuk maupun keluar ke Gianyar. Namun tiba-tiba muncul PMK ini.

“Kemungkinan kasus ini dibawa manusia, dan juga kemungkinan dari alat angkut. Ini kan virus, mudah dibawa angin, dan mudah penularannya,” bebernya.

Untuk itu, pihaknya melakukan penutupan pasar untuk menghentikan sementara pergerakan hewan. “Kita lockdown untuk sementara seperti arahan pusat,” tegasnya. alt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *