DENPASAR, POS BALI – Kendati posisi Bali memang menduduki tingkat terendah untuk stunting di angka 10,9 %, namun dari sembilan kabupaten/kota yang ada, masih terdapat empat kabupaten yang mencatat tingginya angka stunting.
Kabupaten tersebut yakni Karangasem sebanyak 22,9%, disusul Klungkung 19,4%, kemudian Jembrana sebanyak 14,3%, dan Bangli mencatat 11,8%. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak Provinsi Bali, Putri Koster saat webinar, Rabu (20/7) kemarin.
Menurutnya, persentase ini bukan hal yang memalukan atau aib. Namun akan menjadi pemacu bagi kader TP PKK Provinsi Bali dan juga TP PKK Kabupaten, Kecamatan hingga Desa untuk lebih aktif turun ke lapangan dan menyambangi penderita stunting.
“Penanganan penderita stunting dapat kita lakukan dengan lebih fokus kepada pemenuhan pada pemberian makan tambahan untuk mereka, sehingga setidaknya konsumsi makanan yang masuk ke tubuhnya menjamin untuk memberikan imun yang baik agar mereka tidak sakit karena virus-virus lain yang masuk dan berkembang di dalam tubuhnya,” katanya.
Dikatakan, untuk meminimalisir bahkan menghilangkan angka stunting di Bali secara nasional tentu saja dapat dilakukan apabila seluruh pihak mulai dari kader TP PKK Kabupaten hingga tingkat desa bersinergi membangun kerjasama yang aktif dalam mensosialisasikan, dan mengedukasi para remaja, perempuan pra-nikah, ibu hamil dan ibu yang baru saja melahirkan untuk menjaga kesehatan tubuh.
“Mulai dari penataan pola makanan yang sehat dan bergizi, pola tidur dan istirahat yang cukup, tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang, meminimalkan paparan radiasi gawai saat hamil, menjauhi minuman beralkohol, dan rokok serta tidak membiarkan pikiran terpenuhi dengan beban yang nantinya menyebabkan munculnya stres,” tambah Putri Koster.
Lebih lanjut mengatakan, selain pergerakan kader TP PKK yang ada di wilayah masing-masing, peran serta dan kesadaran remaja putri dalam menjaga kesehatan sebelum menikah dan kemudian hamil lalu melahirkan juga sangat penting. Salah satunya memahami apa itu penyebab lahirnya bayi stunting atau gagal tumbuh kembang, sehingga dapat dicegah terlebih dahulu.
“{Juga dapat dilakukan dengan menambah konsumsi makanan bergizi termasuk vitamin yang berhubungan untuk menjaga kesehatan organ dalam tubuh, dan tidak lupa juga menambahkan konsumsi tablet penambah darah yang berfungsi menjaga peredaran darah merah dalam tubuh yang menjaga keseimbangan sirkulasinya,” imbaunya.
Untuk target penurunan angka stunting hingga 9,28% di tahun 2022 ini, pihaknya mengajak seluruh kader Tim Penggerak PP Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan hingga tingkat Desa untuk turun bergerak melihat dan menangani langsung kondisi penderita stunting yang tercatat di data wilayahnya masing-masing.
“Terutama empat Kabupaten yang tercatat masih tinggi angka stuntingnya, sehingga adanya penanganan khusus untuk penderita stunting untuk mencocokan antara data dengan realitanya,” pungkasnya. alt