-Diah Srikandi: Warga Direlokasi dan Dapat Kompensasi
DENPASAR, POS BALI – Groundbreaking Jalan Tol Jagat Kerthi Bali menjadi ‘angin segar’ yang telah lama ditunggu-tunggu masyarakat Bali, khususnya yang ada di Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung.
Infrastruktur yang dilengkapi jalur sepeda gayung dengan panjang 96,21 KM ini, selain memangkas jarak dan waktu tempuh, juga diyakini bakal mampu membangkitkan potensi pariwisata yang ada di ‘Bumi Makepung’ Jembrana.
Di Jembrana sendiri terdapat berbagai ciri khas seni dan budaya yang telah mendunia. Namun karena jarak tempuh yang cukup panjang dan waktu yang sangat lama, kesenian seperti jegog yang merupakan gambelan dari bambu, balapan kerbau yang disebut makepung, hingga kuliner khas lawar kelungah terbuat dari tempurung kelapa muda belum sepenuhnya bisa dinikmati wisatawan.
Apresiasi dan terima kasih pun terlontar dari Srikandi PDI Perjuangan Dapil Jembrana, IGA Diah Srikandi. Menurutnya, Gubernur Bali Wayan Koster telah mewujudkan mimpi masyarakat Jembrana yang selama ini juga ingin ‘kecipratan’ dari gelimang industri pariwisata.
Mengingat, masyarakat di Kabupaten Bali Barat ini, sebagian besar menggantungkan hidup dari sektor pertanian maupun perkebunan.
“Nah dengan adanya jalan tol ini, maka usaha pelestarian seni budaya yang dilakukan masyarakat kami akan berbuah. Yakni budaya akan berbuah pariwisata,” ungkap Diah Srikandi yang juga Anggota Komisi III DPRD Bali ini, Selasa (13/9).
Disinggung terkait adanya dampak penggusuran dari proyek yang menelan anggaran Rp24,6 triliun? Diah Srikandi menyampaikan, masyarakat akan diberikan ganti untung. Karena, seluruh bangunan, tanaman, hingga biaya upacara di-appraisal. Dihitung dengan cermat.
“Jadi bukan ganti rugi, tapi ganti untung. Karena ini bentuk keberpihakan Bapak Gubernur terhadap rakyat kecil,” jelas Diah Srikandi yang juga Ketua Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) Provinsi Bali ini.
Lanjutnya, tiga banjar adat di Desa Pekutatan, Jembrana yang terkena dampak pembangunan jalan tol, bakal direlokasi.
“Di tiga banjar adat ini terdapat kurang lebih 130 KK. Seluruhnya akan direlokasi dicarikan tempat yang baru. Selain itu, juga akan diberikan kompensasi. Seluruhnya akan dihitung termasuk juga dengan biaya upacara,” jelasnya.
Begitu terkait lahan yang dikelola Perumda Bali yang merupakan tanah milik Provinsi Bali, dipilih karena lebih mudah, cepat, dan tanpa pembebasan lahan. “Kami di Komisi III DPRD Bali akan terus berkoordinasi. Dan yang terpenting, Bapak Gubernur telah menyatakan bakal dilakukan relokasi. Bahkan masyarakat akan diberikan kompensasi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Tol Jagat Kerthi Bali ditargetkan rampung 2025. Tol dengan lebar 40 meter juga dilengkapi empat test area. Yakni di dua Jembrana dan dua di Tabanan. Rest area ini bakal dijadikan centra UMKM. alt