Perasaan Bahagia Sang Bidan Tatkala Pelayanan KB Tak Ada Keluhan

oleh -212 Dilihat
Ida Ayu Rohini, SST.

DENPASAR, POS BALI – Usia tak lagi muda, namun wajah dari perempuan ini tampak masih bersahaja. Smangat jiwa kemanusiaan masih terlihat jelas dari sorot mata bidan bernama Ida Ayu Rohini, SST.

Mengabdi selama 34 tahun sejak tahun 1988, perasaan senang dan ikut bahagia pun menyelimuti sang bidan tatkala pelayanan KB yang dia lakukan berlangsung lancar dan tidak ada keluhan.

Ya, Dayu Rohini mengaku ikut bahagia ketika pelayanan yang diberikan dengan setulus hati berjalan lancar dan pasien puas. “Misalnya saat menolong persalinan, ibu dan bayi sehat, maka saya ikut bahagia. Begitu juga saat pelayanan KB yang tidak ada keluhan dari pasien,” tuturnya di Denpasar, Jumat (7/10) pada saat mengikuti kegiatan pelatihan Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan.

Dayu Rohini merupakan salah satu peserta tertua dalam pelatihan yang dilaksanakan oleh BKKBN selama 16 hari dengan metode blended learning, yaitu 8 hari daring dan 8 hari praktek secara luring.

Tak ada gading yang tak retak. Selain perasaan suka saat melayani masyarakat, perasaan duka juga sempat dialami oleh Dayu Rohini. Yakni saat ada pasien yang sudah amenore/hamil namun tidak menginginkan kehamilan, dan sayangnya tidak mau memakai kontrasepsi.

Perempuan kelahiran Sukawati 9 September 1968 ini hanya bisa memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), kemudian menyarankan agar segera ber-KB setelah anak lahir. Selain itu, dia juga meminta kepada calon ibu agar tidak menggugurkan kandungannya. Karena bayi yang dikandung itu titipan Sang Pencipta.

“Duka lainnya, yakni saat persalinan. Saat menolong persalinan ada kendala yang menyebabkan bayi tidak bisa tertolong, itu membuat saya sedih,” ujar perempuan yang kini bertugas RSUD Wangaya sejak tahun 1997 itu.

Dayu Rohini berpesan kepada masyarakat agar benar-benar merencanakan keluarganya dari sejak pra nikah. “Bila ingin menunda kehamilan atau tidak ingin hamil lagi, sebaiknya segera ke pelayanan kesehatan untuk konsultasi tentang kontrasepsi agar tidak terjadi kehamilan yang tidak direncanakan,” pungkasnya.

Diangkat PNS Tahun 1988 perempuan tamatan P2B Singaraja tahun 1991, dan sempat bertugas di RSUD Singaraja sudah mengabdi sebagai PNS sejak tahun 1988 selepas tamat SPK tahun 1987.

“Nggih saat diangkat PNS perawat, tahun 1991 baru tamat bidan (P2B), tahun 2004 DIII, dan tahun 2010 DIV,” imbuhnya.

Dia juga menuturkan, pelayanan KB yang dilayani sebagai Praktek Mandiri Bidan (PMB) antara lain: suntik, pemasangan dan pencabutan: IUD dan implan, pil, kondom. Kendati demikian, saking banyaknya yang dilayani, dia sampai tidak sempat menghitung.

“Lumayan banyak apalagi saya dulu sering juga dipanggil sama teman-teman PMB untuk pemasangan/pencabutan implan,” bebernya.

“Kalau dari jadi bidan, semua jenis KB yang saya layani. Jumlahnya mungkin ada ribuan. Tapi untuk MKJP saja (IUD & Implant) ada sepertinya di atas 100 orang,” imbuhnya.

Dayu Rohini juga mengaku sebelumnya sudah pernah mengikuti pelatihan KB dari BKKBN. Baik itu CTU IUD implan, hingga konseling dengan ABPK.

Menurutnya, materi yang diberikan sangat relevan dan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam praktek di lapangan.

“Saya berharap semoga BKKBN bisa mengadakan pelatihan-pelatihan tentang KB secara berkala terhadap para bidan, sehingga bisa lebih kompeten dalam memberi pelayanan KB terutama pemasangan dan pencabutan IUD maupun implant,” tandasnya. alt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *