DENPASAR, POS BALI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bali memberi pelatihan serta membekali para dokter dan bidan agar terampil dalam pemasangan alat kontrasepsi IUD dan Implan guna meningkatkan kualitas pelayanan KB, khususnya di wilayah Bali.
Kegiatan pelatihan ini merupakan program kerjasama antara BKKBN Bali dengan UPTD Bapelkesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dimana dalam pembukaannya sudah dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2022 lalu.
Salah satu bidan yang menjadi peserta pelatihan, Ida Ayu Rohini mengatakan, program ini sangat bermanfaat baginya karena kembali bisa mengingat dan mematangkan ilmu yang pernah didalami sebelumnya dalam pelayanan maupun administrasi pelaporan mengenai program KB.
“Saya sebagai bidan berterimakasih, selain bermanfaat bagi kami program ini juga untuk mengingat kembali secara teori maupun praktek dalam ilmu pemasangan IUD, implan maupun dalam pelaporan administrasi,” kata Rohini disela pemberian materi yang digelar di aula Puskesmas IV Denpasar Selatan, Jumat (21/10).
Pelatihan ini juga mencakup konseling kepada pasien yang akan mengikuti program KB, menurutnya dengan penerapan ilmu yang diberikan saat pelatihan ini mampu menambah wawasan dan secara teknis bisa mengajak lebih banyak para pasangan usia subur untuk ikut program KB.
“Yang dipelajari tentang pemasangan IUD baik itu interval maupun pasca persalinan serta pemasangan dan pencabutan implan, kemudian konseling juga, bagaimana kita menkonseling pasien agar pasien siap menentukan pilihan dalam ber KB, dan mau ikut KB, juga termasuk mempelajari pencegahan infeksi,” tuturnya.
Rohini yang juga tenaga kesehatan di Rumah Sakit Wangaya Denpasar ini mengaku sudah mempraktekkan ilmu yang didapat. Ia mengatakan selama menjalani praktek dua hari terakhir ini telah mendapati pasien pemasangan IUD sebanyak 1 orang, pemasangan implan sebanyak 3 orang, pencabutan implan 2 orang, serta konseling sejumlah 5 orang pasien.
Ia berharap pelatihan ini bisa berkesinambungan, dan bisa mencakup lebih banyak lagi peserta dari tenaga kesehatan lainnya sehingga upaya mewujudkan pelayanan KB menjadi lebih berkualitas dan mendorong pasangan usia subur bisa meningkat untuk mengikuti program KB.
Sementara itu dari sisi fasilitator, Idah Ayu Wulandari, S.Si T., M.Keb berharap kegiatan ini memberikan pengalaman dan wawasan lebih bagi para dokter dan bidan khususnya dalam pencegahan dan penurunan angka stunting.
“Kita lihat stunting masih tinggi, kematian ibu juga angkanya tinggi, salah satu upaya untuk menghindari kematian ibu, tentu ibu disarankan untuk tidak hamil, dan sesuai program KB dua anak cukup,” kata Wulandari.
“Kita harap mereka bisa berbagi ilmu mengenai pelatihan yang didapatkan kepada rekannya yang bertugas di klinik kesehatan tempat mereka bertugas. Tujuannya juga untuk mengajak ibu-ibu menggunakan KB,” pungkasnya. alt