Kasus Stunting Bali Terendah di Bawah Nasional

oleh -125 Dilihat
Desiminasi Audit Kasus Stunting Semester II di Jembrana, Selasa (15/11).

JEMBRANA, POS BALI – Kasus stunting di Provinsi Bali telah baik dan terendah se-Indonesia yaitu sebesar 10,9% di bawah target nasional sebesar 14%.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dr Ni Luh Gede Sukardiasih saat pertemuan Desiminasi Audit Kasus Stunting Semester II di Jembrana, Selasa (15/11).

“Tentunya kita tidak bisa melihat dari kuantitas saja, sehingga kita perlu bekerja untuk meningkatkan kualitasnya diharapkan kedepannya kita dapat lebih menekan kasus berisiko stunting kalau bisa kita bisa turun hingga 2% pada tahun 2024,” ajaknya.

Menurutnya, pencegahan stunting perlu dijalankan sejak hulu yaitu remaja. Remaja dianggap akan menjadi calon pengantin dan akan membentuk keluarga dan melahirkan anak sehingga jika tidak dicegah sejak hulu akan mempengaruhi produktivitas SDM ke depannya.

“Kita berharap remaja kita siap secara mental dan fisik untuk selanjutkan akan melakukan pernikahan sehingga kedepannya kasus stunting dapat dihindari,” tambahnya.

Dia menjelaskan bahwa saat ini sedang dilaksanakan pemutakhiran Data PK22. “kami memohon dukungan Pemerintah Kabupaten Jembrana, karena pemutakhiran data ini penting sebagai dasar kita untuk percepatan penurunan stunting,” katanya.

Dia menambahkan, pravelensi stunting di Provinsi Jembrana sendiri menduduki 14,3 % (berdasarkan SSGI 2021) dan diharapkan ke depannya dapat turun menjadi 8,36 pada tahun 2024.

Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna mengimbau seluruh lintas sektor untuk serius menurunkan kasus stunting berdasarkan target yang ditentukan.

“Seluruh instansi diharapkan dapat menyelaraskan tujuan dan bersinergi untuk menurunkan stunting melalui identifikasi dan desiminasi ini. Saya juga berharap seluruh pemangku kebijakan yang hadir di kegiatan ini untuk tetap berkomitmen untuk meningkatkan sumber daya manusia,” harapnya.

Menurutnya, komitmen yang kuat dapat menunjang keberhasilan program-program pemerintah kab Jembrana khususnya dalam penurunan stunting di Kabupaten Jembrana.

Dalam kegiatan tersebut disampaikan pula evaluasi AKS yang dilakukan pada semester I, dari 5 kasus yang diaudit, hanya 1 kasus yang belum teratasi, yaitu kasus Baduta, karena adanya penyakit penyerta. Sementara untuk kasus catin, ibu nifas, ibu hamil dan balita, setelah dilakukan pendampingan sudah tidak beresiko.

Kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting Semester II ini juga dihadiri oleh seluruh perangkat Pemerintah Kabupaten Jembrana dan kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan tim pakar yang berasal dari dokter spesialis kandungan, psikolog, dokter spesialis anak dan ahli gizi. alt/bkkbn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *