Buka Pertandingan Kabaddi, Ketua KONI Harap Emas di PON

oleh -107 Dilihat
Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Oka Ngurah Darmawan tampak foto bersama seusai membuka pertandingan Kabaddi pada Porprov XV/2022 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Senin (21/11) pagi.

DENPASAR, POS BALI – Ketua Umum KONI Bali, I Gusti Oka Ngurah Darmawan membuka pertandingan Kabaddi pada Porprov XV/2022 di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Senin (21/11) pagi. Dalam pertandingan ini, total emas yang diperebutkan mencapai delapan emas.

Oka Darmawan mengungkapkan harapan besar terhadap cabang olahraga (cabor) Kabaddi ini dalam PON di Aceh dan Sumatera Utara. Bali, diharapkan mampu mendulang emas.

Menurutnya potensi itu sangat memungkinkan, mengingat cabor Kabaddi lahir di Bali. “Saya juga mengikuti perkembangan nasional, dan dari Bali saya harap Kabaddi ini berhasil meraih emas di PON. Karena Kabaddi ini dari Bali,” harapnya.

Dia menuturkan, saat Rakernas di Jakarta belum lama ini, dari 1 – 3 nomor yang dipertandingan, pihaknya berharap emas yang diperebutkan jatuh untuk Bali.

Untuk itu, pihaknya berharap Porprov ini dijadikan momentum untuk mencari yang terbaik. “Sesuai dengan arahan Bapak Gubernur Bali Wayan Koster, mari kita tinggi junjung sportivitas,” ajaknya.

Pihaknya juga mengingatkan persaudaraan. Kata dia, di lapangan para atlet bertarung dengan semangat puputan. Namun seusai pertandingan, para atlet menjunjung tinggi persaudaraan dan persatuan.

Sementara itu, Ketua Yayasan IKIP PGRI Bali, I Gusti Bagus Arthanegara menuturkan tentang lahirnya Kabaddi di Kampus IKIP PGRI Bali yang kini bernama Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI).

“Itu saat Wayan Redha Gunawan (alm) menjadi rektor. Kala itu datang IB Antara sebagai pengurus KONI bersama pengurus Kabaddi pusat. Beliau saat itu menyampaikan bahwa mempercayakan bendera merah putih kepada IKIP PGRI. Siap bertarung ke India,” tuturnya.

Arthanegara mengungkapkan, Kabaddi IKIP PGRI Bali mengikuti pertandingan internasional ke India. Olahraga ini saat itu sangat awam. Para atlet belajar dari video CD saja.

“Kita saat itu buta, dan tidak tahu sama sekali apa itu Kabaddi. Hanya belajar dari video saja. Syukurnya, kita bisa mengirim dua tim, perempuan dan laki-laki,” ungkapnya.

Kendati tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan, ternyata tim perempuan berhasil meraih juara III di India. “Ini diwakili penuh oleh mahasiswa kami,” jelasnya.

Arthanegara juga mengungkapkan bahwa Mahadewa University penyelamat atlet agar tidak hijrah ke daerah lain. Salah satu fasilitas yang diberikan yakni memberikan bebas bagi mereka yang prestasi. Tak pelak, kampusnya ini juga dijuluki gudangnya atlet. Diantaranya atlet legenda Maria Natalia Londa, Adi Swandana, serta atlet lainnya dari cabor silat, renang, dan lainnya. alt

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *