DENPASAR, POS BALI – Kasus rabies kembali melonjak di Bali. Bahkan, tahun 2022 kemarin menjadi tahun tertinggi sepanjang sejarah rabies di Pulau Dewata ini sejak tahun 2008 silam.
Tahun 2022, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali mencatat bahwa kasus rabies terjadi sebanyak 960 kasus. Sementara itu, di awal tahun baru ini, dalam waktu 17 hari, yakni dari 1 – 17 Januari 2023 telah terjadi 17 kasus gigitan anjing.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Bali, AA Istri Inten Wiradewi membenarkan bahwa kasus positif rabies tertinggi terjadi di tahun 2022, sejak kasus rabies pertama terjadi di tahun 2008 silam.
Menurutnya, lonjakan kasus itu sudah diprediksi. Karena, sejak tahun 2020 vaksinasi rabies sangat sedikit akibat pandemi Covid-19. Dikatakan, hal itu dipicu akibat PPKM yang menyebabkan kesulitan bergerak, hingga anggaran yang dialihkan untuk pandemi.
“Nah di tahun 2022 juga kita tidak bisa optimal karena fokus penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Akibatnya, kasus meningkat di tahun 2022,” ungkapnya di Denpasar di sela-sela mengikuti rapat For Bali Rabies Free di Prime Plaza Sanur, Kamis (19/1).
Di tahun 2023 ini, lanjut dia, Distan telah menyiapkan vaksin rabies dari anggaran APBD, APBN, dan organisasi hewan lainnya. Dengan ketersediaan itu, pihaknya berharap cukup untuk estimasi populasi hewan di Bali. “Jumlahnya sekitar 650 ribu vaksin. Jadi dari prediksi populasi itu ada 618 ribu ekor anjing, sehingga vaksin cukup untuk estimasi populasi tersebut,” jelasnya.
Buleleng Terjadi 8 ribu Kasus Gigitan Anjing
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, dr Sucipto mengungkapkan hal mengejutkan. Di Bumi Panji Sakti itu, sepanjang tahun 2022 hingga Rabu (18/1), terjadi 8.016 kasus gigitan anjing. “Per hari mencapai 40 kasus gigitan anjing. Itu baru yang dilaporkan,” ungkapnya.
Dikatakan, dari jumlah itu yang telah mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 5.147 orang. Sedangkan meninggal mencapai 13 orang. “Yang meninggal ini tidak mendapatkan VAR. Karena tidak dilaporkan, karena gigitannya kecil, tidak parah, dan hanya terkelupas kulit ari. Ini tidak dilaporkan dan tidak datang ke rabies center. Ini sebenarnya yang fatal,” jelasnya.
Pihaknya juga menyakinkan bahwa Dikes Buleleng telah menyiapkan berbagai langkah untuk menolong masyarakat jika tergigit anjing dengan menyiapkan rabies centre di 20 Puskesmas yang ada di Buleleng. “Tiga RS Pemerintah juga kami jadikan rabies centre. Masyarakat bisa mendapatkan VAR secara gratis,” bebernya.
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan pelacakan jika terjadi kasus gigitan anjing, sehingga bisa dengan segera diberikan VAR. “Jadi jika ada kasus gigitan, langsung kita berikan VAR,” tegasnya. Dalam kesempatan itu, pihaknya meminta agar masyarakat tidak melepas liarkan anjing, tidak membuang anakan anjing, hingga meminta untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaannya. “Jika tergigit anjing segera ke rabies centre agar segera bisa mendapatkan vaksin,” pungkasnya. alt