DENPASAR, POS BALI – Kendaraan sepeda motor listrik di awal saat membeli memang harganya lebih mahal. Akan tetapi selanjutnya, untuk operasional hingga perawatan lebih murah.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster seusai meluncurkan rencana aksi daerah, percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Bali tahun 2022 – 2026.
Peluncuran itu berlangsung di Jayasabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali di Denpasar, Kamis (26/1).
“Kalau sepeda motor konvensional, modal pembeliannya di awal lebih murah tapi perawatannya tinggi. Operasional juga lebih tinggi, beli bensin lebih mahal. Jadi total itu, jauh lebih murah kendaraan listrik dibandingkan konvensional,” ujar Koster.
Menurutnya, keunggulan sepeda motor listrik tidak berisik dan tidak menyebarkan polusi udara. Koster mengaku optimis kebijakan ini akan berjalan. Karena, memberi manfaat jauh lebih ringan kepada masyarakat.
Skema percepatan peralihan kendaraan listrik, lanjut dia, yakni konversi motor biasa ke listrik, dan juga pembelian baru. “Di Bali ada jutaan sepeda motor. Ini memang harus dengan skema kerjasama dengan pihak industri dan swasta lainnya,” ungkapnya.
Koster menambahkan, percepatan peralihan itu karena alam Bali harus bersih sesuai dengan wejangan leluhur.
“Tindakan untuk mewujudkan Bali harus bersih diwujudkan dengan nyata. Salah satunya penggunaan kendaraan listrik,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta menyampaikan, target penggunaan sepeda motor listrik 140 ribu unit, sedangkan mobil listrik sebanyak 5719 unit hingga tahun 2026 di Bali.
“Pencapaian ini dilakukan dengan terukur sesuai dengan kemampuan Pemerintah Provinsi Bali,” pungkasnya. alt