TABANAN, POS BALI – Badan Kependudukan Berencana Nasional (BKKBN) Bali bergerak cepat dalam upaya mengejar target penurunan stunting di Pulau Dewata ini.
Yakni, target 6,15 persen di tahun 2024 dari angka stunting 8 persen berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Untuk itu, BKKBN Bali tak mengenal hari libur.
Seperti yang dilakukan pada Minggu (26/2), BKKBN Bali melakukan edukasi pencegahan stunting dari hulu dengan menyasar siswa/siswi SMK Restumuning, Baturiti, Tabanan.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih menyampaikan, kegiatan ini untuk percepatan pencapaian dan peningkatan kualitas pelaksanaan Proyek Prioritas Nasional (ProPN).
Kemudian, lanjut dia, edukasi Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR), dan Pengasuhan 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Kami melakukan edukasi pencegahan stunting dari hulu dengan menyasar siswa/siswi SMK Restumuning, Baturiti, Tabanan,” ujarnya.
Dikatakan, untuk di Tabanan target penurunan stunting 5,41 persen di tahun 2024, dari SSGI Tabanan 8,2 persen tahun 2022.
“BKKBN telah membentuk dan memiliki Forum Genre untuk membina generasi remaja,” jelas perempuan yang akrab disapa dr Luh De.
Dijelaskan, skrining pra nikah calon pengantin, yakni tiga bulan sebelum menikah sangat penting. “Ini untuk mencegah kelahiran bayi stunting,” bebernya.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariasa Adnyana menyampaikan, salah satu faktor penyebab stunting yakni pernikahan di usia dini.
“Untuk itu usia minimal menikah perempuan usia 21 tahun karena kesiapan reproduksi, sehingga tidak melahirkan stunting,” jelasnya. alt