-Bunyikan Genta, Gubernur Koster Tutup Bulan Bahasa Bali V/2023
DENPASAR, POS BALI – Gubernur Bali, Wayan Koster didampingi Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Gede Arya Sugiartha menutup Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023, ‘Segara Kerthi Campuhan Urip Sarwa Prani’, di Gedung Ksirarnawa, Art Centre Denpasar, Selasa (28/2).
Penutupan ditandai dengan membunyikan genta oleh Gubernur Koster, dan sekaligus menjadi penanda pelaksanaan Bulan Bahasa Bali VI Tahun 2024 bertema ‘Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga’.
Gubernur Koster dalam menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat, Pemerintah Kabupaten/Kota, Bendesa Adat, Perbekel, Lurah, Kepala Sekolah di Bali yang telah menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali ini.
Menurutnya, hal ini sebagai bukti bahwa seluruh komponen masyarakat di Bali semakin bersatu melaksanakan dan melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai bahasa Ibu sesuai pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
“Saya perlu menegaskan, bahwa dari seluruh provinsi di Indonesia, hanya Provinsi Bali yang memiliki kebijakan untuk melaksanakan Bulan Bahasa Bali setiap tahunnya. Jadi, ini adalah wujud nyata Pemerintah Provinsi Bali untuk memuliakan Bahasa Bali sebagai Bahasa Ibu-nya Krama Bali, apalagi di dalam Bahasa Bali terdapat tata krama dan makna yang sangat mendalam. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali akan terus berupaya melestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali agar tidak punah, dengan cara terus dilestarikan keberadaannya,” ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima redaksi POS BALI, Rabu (1/3) .
Dalam kesempatan itu, Wayan Koster mengajak semua masyarakat Bali untuk menjadikan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai laku kehidupan krama Bali sehari-hari. Dia meminta menggunakan Bahasa Bali di rumah, sekolah atau di tempat umum. “Jangan malu berbahasa Bali. saya juga mengingatkan masyarakat Bali, terutama Yowana atau generasi muda untuk terus belajar berbahasa Bali, jangan malu mengucapkannya sehari-hari,” ajaknya.
Dia menuturkan, saat pelaksanaan Presidensi G-20 di Bali tahun lalu, para Pemimpin Negara menggunakan bahasa dari negara mereka masing-masing, begitu juga dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. “Ini menunjukkan kita semua sejajar, begitu pun dengan Bahasa Bali, agar terus kita tunjukkan bahwa kita juga sejajar dengan yang lain,” tuturnya.
Gubernur Koster memprediksi, ke depan di dalam percaturan global antar negara akan ada persaingan ketat dan kompetitif. Seluruh negara akan memproteksi diri, baik dibidang politik, ekonomi maupun di bidang sosial budaya-nya masing-masing. “Itulah sebabnya, saya menyadari kita harus berupaya keras memproteksi Bali, termasuk Bahasa Bali. Saya ingin Bali agar survive dan eksis sepanjang masa dengan memiliki kualitas dan daya saing, demi masa depan anak cucu kita di Bali,” ungkapnya.
Terkait pelaksanaan Bulan Bahasa Bali tahun 2023, Koster menilai pelaksanaannya jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Jika dibandingkan pada pelaksanaan yang pertama di Tahun 2019, dan kedua di Tahun 2020 saat itu partisipasinya tidak menyeluruh seperti saat ini, apalagi di tahun 2021 hingga 2022 saat Pandemi Covid-19 melanda. “Tahun ini kelihatan sangat hidup, hampir semua Desa dan Desa Adat serta Kelurahan melaksanakannya,” ujarnya. alt