DENPASAR, POS BALI – Suara tetabuhan beleganjur terdengar menghentak di Lapangan Parkir Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (21/3) malam.
Tetabuhan penyemangat itu mengiringi parade ogoh-ogoh serangkaian Hari Pangerupukan, sehari menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945 di Kawasan Mel Sanur ini.
Nah, lima banjar yang terdapat di kawasan ini kompak mengikuti Mel Art Culture Festival 2023, bertajuk ‘Nawa Sena’. Lima banjar itu terdiri dari Banjar Tanjung, Blanjong, Betgandang, Batujimbar, dan Semawang.
Lapangan parkir di pantai ini tampak dipadati masyarakat. Tak hanya warga lokal, tampak beberapa wisatawan asing juga antusias menyaksikan atraksi budaya. Boneka besar berwajah raksasa sebagai perwujudan buthakala.
Nawa Sena ini diartikan sebagai masa depan yang cerah. Salah satunya dengan cara menghilangkan rasa takut, sehingga lima banjar ini membuat ogoh-ogoh berwujud celeluk.
Yakni mahluk halus berwajah seram, kepala botak, bertaring, susu besar, hingga usus yang terurai keluar. Kendati demikian, konon mahluk seram ini penakut, jika yang ditakuti menjadi berani.
Festival ogoh-ogoh yang dilombakan ini diikuti 5 ogoh-ogoh berukuran besar, dan 11 ogoh-ogoh kecil sebagai penyemarak. “Malam ini kami menampilkan 18 ogoh-ogoh,” kata Ketua Panitia.
Sementara itu, tokoh masyarakat asal Sanur, I Wayan Mariyana Wandira menuturkan, parade ogoh-ogoh di Mel ini diadakan sejak tahun 2000.
Menurutnya, dalam proses pembuatan ogoh-ogoh ini melibatkan seniman tabuh, tari, hingga seniman topeng.
“Dalam pembuatan ogoh-ogoh ini terjadi transfer pengetahuan karena melibatkan generasi muda,” ungkap Wandira yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini. alt